Posts

Abu Muhammad Ali Lampisang [2]

Abu Muhammad Ali Lampisang; Ulama Kharismatik Aceh dan Guru Utama Syekh Muda Waly.  Nama beliau sering disebutkan bergandengan dengan nama Abu Kruengkalee, Abu Syech Mud Blangpidie, Abu Indrapuri, sebagai guru dari Abuya Syekh Muda Waly. Nama asli beliau adalah Teungku Muhammad Ali yang berasal dari Siem Aceh Besar. Namun karena lama belajar di Lampisang, sehingga dilekatkan dengan namanya Teungku Muhammad Ali Lampisang. Beliau lahir di Siem pada tahun 1894, dan ibunya adik kakak dengan ibu dari Abu Hasan Kruengkalee. Melihat dari tahun kelahiran Abu Muhammad Ali Lampisang, beliau lebih muda dari Abu Kruengkalee yang lahir tahun 1886 dan lebih tua dari Abu Syech Mud yang lahir 1889. Namun, ketiga ulama tersebut hampir memiliki kesamaan dalam prinsip dan cara mengajarkan ilmu keislaman. Bahkan Abu Kruengkalee yang merekomendasikan Abu Ali Lampisang dan Abu Syekh Mud untuk dikirim ke Aceh Selatan, menjadi ulama yang mengayomi pemahaman keagamaan masyarakat di Labuhan Haji Aceh Selata...

Teungku Chik Lamjabat

Teungku Chik Lamjabat; Ulama, Pejuang Pendidikan dan Pendiri Dayah Jeureula. Penulis : Dr. Nurkhalis Mukhtar, Lc., MA. Pelita Alfusalam Beliau lahir dari keturunan ulama dan pemimpin masyarakat Suka Makmur Aceh Besar. Ayahnya adalah Teungku Haji Muhammad yang merupakan pendiri Dayah Lambirah, sebuah dayah maju yang banyak dikunjungi oleh para penuntut ilmu pada masanya.  Teungku Chik Lamjabat nama aslinya adalah Teungku Haji Muhammad Jakfar, lahir pada tahun 1872, beliau lebih tua sekitar 5 tahun dari ulama dan bangsawan Aceh Tuanku Raja Keumala yang lahir 1877. Dan beliau merupakan adik dari Teungku Syekh Abbas yang dikenal dengan Teungku Chik Lambirah yang lahir pada tahun 1870.  Semenjak kecil Teungku Haji Muhammad Jakfar dikenal sebagai seorang anak yang mencintai ilmu pengetahuan, Teungku Haji Muhammad Jakfar dan abangnya Teungku Haji Muhammad Abbas sama-sama memiliki kesungguhan dalam belajar dan menuntut ilmu hingga mengantarkan keduanya menjadi ulama besar dan teungku ...

Abu Muhammad Ali Lampisang

Abu Muhammad Ali Lampisang, Guru Syekh Muda Waly yang Hidup Bersahaja. Nama beliau sering disebutkan bergandengan dengan nama Abu Kruengkalee, Abu Syech Mud Blangpidie, Abu Indrapuri, sebagai guru dari Abuya Syekh Muda Waly. Nama asli beliau adalah Teungku Muhammad Ali yang berasal dari Siem Aceh Besar. Namun karena lama belajar di Lampisang, sehingga dilekatkan dengan namanya Teungku Muhammad Ali Lampisang. Beliau lahir di Siem pada tahun 1894, dan ibunya adik kakak dengan ibu dari Abu Hasan Kruengkalee. Melihat dari tahun kelahiran Abu Muhammad Ali Lampisang, beliau lebih muda dari Abu Kruengkalee yang lahir tahun 1886 dan lebih tua dari Abu Syech Mud yang lahir 1889. Namun, ketiga ulama tersebut hampir memiliki kesamaan dalam prinsip dan cara mengajarkan ilmu keislaman. Bahkan Abu Kruengkalee yang merekomendasikan Abu Ali Lampisang dan Abu Syekh Mud untuk dikirim ke Aceh Selatan, menjadi ulama yang mengayomi pemahaman keagamaan masyarakat di Labuhan Haji Aceh Selatan dan Blangpidie ...

Biografi Singkat Abu Tumin Blang Bladeh

"Biografi Singkat Abu Tumin Blang Bladeh" Abu Tumin lahir dari keluarga ulama dan pemuka masyarakat. Ayahnya Teungku Tu Mahmud Syah adalah ulama, tokoh masyarakat dan pendiri dayah. Semenjak kecil Abu Tumin telah dipersiapkan untuk menjadi seorang ulama yang paripurna. Mengawali pengembaraan ilmunya, Abu Tumin pernah mengecap pendidikan umum pada masa Belanda selama tiga tahun.  Setelah kemerdekaan, Abu Tumin dalam usianya 12 tahun dimasukkan ke Sekolah SRI, sekolah yang memiliki bahan ajaran yang memadai dalam bidang agama. Sambil bersekolah di SRI, Abu Tumin juga belajar langsung pada ayahnya ilmu-ilmu keislaman, terutama dasar-dasar kitab kuning dan ilmu alat seperti nahwu dan sharaf. Selama lebih kurang tiga tahun Abu Tumin belajar dengan sungguh-sungguh kepada ayahnya Teungku Tu Mahmud Syah yang juga ulama, telah memberikan bekal ilmu yang memadai untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Pada usianya 15 tahun, mulailah Abu Tumin belajar dari satu dayah ke dayah lainnya ...

BLANG PADANG SIAPA PUNYA ???

Blang Padang dan Blang Punge adalah “Umeung Musara” (tanah wakaf) Masjid Raya Baiturrahman yang tidak boleh diperjualbelikan, atau dijadikan harta warisan. Dan tidak ada pihak yang dapat mengganggu gugat status keberadaan hak miliknya. Pada masa kerajaan Aceh di pimpin oleh Sultan Iskandar Muda, saat itu, Lapangan Blang Padang merupakan areal persawahan rakyat. Lalu, Sultan mengambil alih dengan membeli lokasi persawahan tersebut. Tidak lama, karena, setelah itu Sultan Iskandar Muda mewakafkannya kepada imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Mengapa Blang Padang di wakafkan kepada imam Mesjid Raya Baiturrahman? Dahulu, Sultan Iskandar Muda melihat jika Imam Masjid Raya tidak di gaji. Sedangkan satu sisi, seorang imam juga harus memenuhi kebutuhan keluarganya. Oleh sebab itu, wakaf ini tidak lain untuk di jadikan lahan sawah atau kebun untuk mencukupi kehidupan imam dan keluarganya. Jadi, secara histori, tanah ini merupakan tanah musara (wakaf). Pada tahun 1800-an, petakan-petakan sa...

MEWUJUDKAN GENERASI MUDA YANG BERAKHLAK (03042020)

  Tgk. H. Syahminan Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jum’at  yang dirahmati Allah SWT Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT , pada kesempatan  ini kita dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan keharibaan junjungan Alam Nabi besar Muhammad SAW. Sebagai Nabi  dan Rasul yang terakhir yang sebaik baik pilihan untuk menjadi Rahmat bagi sekalian Makhluk di bumi ini,  Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya,  yang telah bahu membahu membantu beliau dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di muka bumi ini.   Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jum’at  yang dirahmati Allah SWT Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib ingin menyampaikan isi khutbah dengan judul “ Mewujudkan Generasi Muda yang Berakhlak ” Persoalan akhlak adalah persoalan inti dalam agama Islam .Akhlak merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, ka...

KEAMANAN SYARAT KEMAJUAN BANGSA (27032020)

  Oleh : Dr Ahmad Husein, MA   Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh   Sepantasnyalah Puja dan puji hanya kita persembahan kepada Allah dan kita hamba-Nya sejatinya mengagungkan serta bersyukur atas segala nikmat dan rahmat yang diberikan-Nya kepada kita, setidaknya saat kita tiba di rumah-Nya yang mulia ini kita masih sadar bahwa kita masih bernafas sebagai salah satu nikmat Allah SWT yang sangat tinggi nilainya. Allah tidak menuntut agar semua yang diberikan kepada hamba-Nya harus ditebus atau dibayar, kecuali hanya diharap untuk secara sadar  bersyukur, maka Allah akan menambahi nikmat tersebut. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (Q.S.Ibrahim;7). Shalawat serta salam sepantasnya pula kita sanjung sajikan ke pangkuan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi dan Rasul yang...