HAKIKAT BERIMAN KEPADA HARI AKHIR (31012020)
Oleh : Gamal Akhyar
Berbicara tentang rukun Iman, mungkin
ada diantara kita yang menganggap remeh, seakan-akan itu adalah pelajaran
ketika kita masih kecil dan masih SD dan setelah kita melewati masa tersebut
kita tidak pernah berjumpa lagi dan membahas lagi pelajaran tentang rukun Iman
ini.
Padahal ketika kita membuka al-Quran
dari awal hingga akhir, kita tidak pernah jauh dari rukun-rukun iman tersebut.
Berbicara tentang percaya kepada Allah, tatkala seorang mengenal Tuhan-Nya,
tatkala ia faham dan yakin bahwa Allah yang telah menciptakannya, tentu ia akan
hidup dengan tenang dan tidak pernah takut dengan kehidupan dunia yang
sementara ini.
Maka tatkala kita
hendak tidur, kita baca akhir dari surat Al-Baqarah ayat 285; “Rasul telah beriman kepada
Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya “
Setiap hari kita baca, kita beriman kepada Allah, kita beriman kepada
Para Malaikat-malaikat –Nya, kita beriman kepada kitab-kitabnya sebagai
aturan-aturan penting dan pedoman bagi hidup kita. Dan Allah mengutus Rasul-rasul Nya sebagai
penutupnya adalah Nabi Muhammad SAW. Dan rukun yang kelima adalah Iman kepada
Hari Akhir.
Dan ketika kita membaca dan mengkaji tentang Iman kepada Hari akhir,
tentu akan menambah ketaatan kita kepada Allah SWT. Dan kita semakin faham
bahwa seluruh yang kita lihat dari keindahan dunia ini akan hancur lebur. Lalu
kenapa kita hanya terpaku untuk membangun rumah kita di dunia dan kita melupakan
untuk membangun rumah kita di akhirat.
Iman kepada hari akhir sering kali disandingkan antara “al- iman billah wal
yaumil akhir”, dan kalimat tersebut diualang-ulang dalam Al-Quran sebanyak
19 kali. Diantaranya dalam surat al-Baqarah Allah berfirman:
Di antara manusia
ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,"
pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Karena ada
konsekuensi ketika kita beriman kepada Allah, ada tuntutan ketika kita beriman
kepada Hari akhir.
Faedah beriman kepada hari Akhir
Hikmah dan manfaat
beriman kepada hari akhir, adalah agar manusia bisa benar-benar memaknai tujuan
kehidupan di dunia, yakni beribadah kepada Allah SWT. Sebab, hari akhir
merupakan waktu dimana kita mempertanggungjawakan segala sesuatu yang pernah
kita lakukan di dunia. Sehingga secara garis besar, diantara faedah beriman
kepada hari akhir adalah:
1.
Semakin menyadarkan kita bahwa kehidupan dunia ini
hanya sementara;
Kepercayaan seseorang terhadap hari akhir membuat
hidup seseorang menjadi teratur, mereka akan berusaha selalu berperilaku baik
dan menjauhi dosa. Mereka akan sadar dan yakin bahwa apapun yang di perbuat di
dunia akan dipertanggungjawabkan dan mendapat balasan dari Allah Swt. Sebagai
buah dari keimanan dan ketakwaan itu, seseorang yang meyakini akan hari akhir
akan berusaha menghindari perbuatan dosa dan selalu berbuat baik. Karena
menyadari bahwa perbuatan dosa hanya akan menghantarkan pada kesengsaraan,
sedangkan perbuatan baik akan menghantarkan menuju kebahagiaan. Harus disadari
untuk kehidupan akhirat seseorang harus membawa bekal yang cukup. Oleh karena
itu, kepada kehidupan di akhirat akan mendorong kita untuk lebih bersemangat
dalam berkarya sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.
2.
Mendidik manusia untuk menjadi manusia yang cerdas
(al-Kayyis)
Dengan kepercayaan kepada kehidupan akhirat akan
mendidik manusia agar mempersiapkan yang terbaik bagi kehidupan masa depannya.
Jika kehidupan masa depan di akhirat kita persiapkan dengan sebaik-baiknya maka
secara otomatis kehidupan masa depan di dunia pun juga akan menjadi lebih baik,
Adanya kehidupan setelah mati membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang
jelas. Maksudnya, semua hal yang dilakukan ketika hidup di dunia akan di balas
setelah meninggal. Balasan yang di berikan oleh Allah Swt. Setimpal dengan amal
perbuatan dengan perbuatan yang pernah dilakukan dalam kehidupan di dunia lalu.
3. Untuk
melakukan muhasabah terhadap amalan yang telah dilakukan
Setiap perkara
di dunia ini mempunyai sisi lahir dan bathin. Kadang sebagian dari kita hanya
memerhatikan aspek lahirnya saja, tidak dengan bathin.
Seperti dalam
sebuah kisah tanya jawab yang dilakukan beberapa orang pada Ahmad bin Hanbal
tentang bagaimana yang dikatakan dengan orang buta. Beberapa orang bertanya dengan
pertanyaan ini kepada Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Berapa jumlah
orang yang sholat? Beliau menjawab : hanya satu, Mereka bertanya : apakah
Engkau buta? Beliau menjawab :
1.
Buta
itu bagi orang yang bersujud kepada ALLAH namun ia sombong terhadap hamba-hamba
ALLAH.
2.
Buta
itu bagi orang yang hanya bersedekah sehari padahal ia mampu untuk bersedekah
setiap hari.
3.
Buta
itu bagi orang yang puasa dari makanan tapi ia tidak puasa dari yang
diharamkan.
4.
Buta
itu bagi orang yang sholat dan puasa kemudian menipu dalam jual belinya.
5.
Buta
itu bagi orang yang berdiri dihadapan ALLAH dan dalam hatinya masih menyimpan
dendam, kebencian dan merendahkan kepada saudaranya seagama Islam.
6.
Buta
itu bagi yang sholat namun ia tidak mendapatkan manfaat dengan sholatnya.
Dan Allah
berfirman: “Maka siapa yang di dunia buta maka di akhirat pun ia buta dan
tersesat “.
Yaa
ALLAH jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang buta yang mana usaha mereka
sesat dalam kehidupan dunia akan tetapi mereka mengira telah berbuat baik.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan faedah dari beriman kepada Hari Akhir… Amin ya rabbal alamiin
Comments
Post a Comment